IBNU KATSIR
Sejak umur tujuh tahun (ada juga pendapat yang
menyebutkan tiga tahun)ia sudah ditinggal oleh ayahnya . sejak saat itu ia
diasuh oleh kakaknya (Kamal al-Din Abd Wahhab) di Damaskus. Dari sinilah Ibnu
Katsir memulai pengembaraan ilmunya dengan bayak bertemu dengan ulama-ulama
besar pada saat itu ,termasuk Syaikhul islam Ibnu Taimiah dan juga Bahas al Din
al-Qasimi bin ‘ Asakir (w.723 H ) Ishaq bin Yahya Al-Amidi (W 728 H ). Beliau juga mendalami ilmi-ilmu
keislaman lainnya. Selain dalam bidang tafsir Ibnu katsir juga sanagat
menguasai bidang hadis,fiqih dan sejarah. Hal itu dibuktikan dengan banyak karya-karyanya yang berkaitan dengan hal
tersebut. Maka dari itu ,sangat wajar jika dia diberi gelar mufassir
,muhaddits faqih ,dan muarrikh. .
Ibnu katsir
berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya seorang ulama yang terkenal
di zamannya. Nama lengkap ayahnya adalah Syihab ad-Din Abu Hafs Amr ibnu katsir
ibnu Zara al-Quraisyi. Beliau keturunan
Bani Haslah yang dihormati dan dikenal dengan kemuliaan mereka. Al mizzi guru Ibnu
Katsir juga mempunyai kaitan nasab dengan Bani Haslah ini ,Al-mizzi telah
menambah prediket al Quraisyi kepada Ibnu Katsir.
Ibnu Katsir
dikenal sebagai seorang yang mencintai ilmu pengetahuan. Beliau pernah
mempelajari kitab al-Bidayah yang merupakan kitab madzhab Hanafi. Dan sering
menekuni ilmi nahwu ,ilmu bahasa dan syair-syair Arab sehingga mampu menciptakan
sya’irya sendiri yang puitis. Beliau juga dikenal sebagai pengkhotbah yang
bagus ,sehingga khotbahnya banyak diminati oleh manusia yang mendengarnya.
Ibnu Katsir adalah seorang ulama yang beraliran ahlus sunnah wal jamaah dan mengikuti manhaj salafus saleh dalam beragama ,baik itu dalam masalah aqidah ,ibadah maupun akhlaq. Kesimpulan seperti ini dapat dibuktikan melalui hasil karyanya yang banyak, termasuk dalam tafsir al qur an al azim. Sifat yang dan kepribadian yang perlu diteladani ,bila berbicara tegas, sikapnya ramah dan penuh wibawa ,disegani orang,dan sangat berpengaruh ditengah masyarakatnya. Untaian kata-katanya begitu dalam dan sangat memukau ,fasih serta enak didengar. Jika didepan keluarganya ia tampak lembut dan dikalangan masyarakat selalu mencerminkan sikap dan budi pekerti yang luhur. Beliau adalah seorang yang rajin membaca dan luas ilmunya,ia menyibukkan diri dalam meniliti matan dan rijal hadis, menyusun tafsir dan mengarang buku. Beliau meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 26 Sya,ban pada tahun 774 Hijriyah dalam usia 74 tahun
B. Sosio Historis dan Karya Akademik
Ibnu katsir
banyak belajar kapada ulama,dalam bidang hadis, ia belajar dari ulama Hijaz, ia
memperoleh ijazah dari al-Wani. Ia juga dididik oleh pakar hadis dari Suriah
yakni Jamamluddin al-mizzi yang kemudian menjadi mertuanya dalam waktu yang
cukup lama ia hidup di Suriah sebagai orang yang sederhana daan tidak terkenal.
Popularitasnya dimulai ketika ia terlibat dalam penelitian untuk menetapkan
hukuman terhadap seorang zindiq yang didakwa menganut paham hulul (inkarnasi).
Penelitian ini diprakarsai oleh gubenur Suriah Altun Buga al-Nasiri di akhir
tahun 742 H / 1341 M
Sejak saat itu,
berbagai jabatan penting didudukinya sesuai dengan bidang keahlian yang
dimillikinya. Dalam bidang ilmu hadis, pada tahun 748 H/ 1348 M ia menggantikan
gurunya Ibn Muhammad ad- Dzahabi sebagai guru di Turba Umm Salih (sebuah
lembaga pendidikan). Dan pada tahun 756 H/1355 setelah Hakim Taqiuddin al-subki
wafat, ai diangkat menjadi kepala dar al-hadis al-Asyrafiyah (sebuah lembaga
pendiddikan hadis . kemudian tahun 768 H/ 1366 M ia diangkat menjadi guru besar
oleh Gubenur Mankali Buga di Masjid Umayah Damaskus.
Ibnu katsir
adalah seorang ulama yang memiliki berbagai disiplin ilmu,oleh karena itu
kemudian ia diangkat menjadi guru besar di Basrah bagian utara,lalu pindah ke
bagian timur kota Basrah ,di tempat ini banyak penganut madzhab Syafi’i. beliau
banyak menimba ilmu dari shekh Taqiyyuddin al-faradhi. Kemudian beliau pun
kembali ke Mijdal tempat dimana ia dilahirkan. Di sana beliau menghabiskan
waktu untuk berbuat kebajikan dan mempebanyak mambaca al qur’an, menulis dan
mengarang hingga akhir hayatnya.
Selama hayatnya
ia telah menghasikan banyak karya tulis diantaranya tafsir al-Qur’an al-‘
azim dan karya-karyanya sebagian besar dalam bidang hadis dintaranya:
1.
Kitab
Jami’ al- Masanid wa al-Sunan (kitab koleksi Musnad dan Sunnan )
2.
Kutub
al-Sitttah (Enam Kitab
Koleksi Hadis)
3.
At
–Takmilah fi Ma’rifat al-Siqat wa ad-Du’afa wa la-Mujahal (Pelengkap untuk Mengetahui Para Periwayat yang Terpercaya ,Lemah
dab Kurang dikenal)
4.
Al-Mukhtasar (ringkasan)
5. Adillah al-tanbih li ‘Ulum al-Hadis.
C. Latar Belakang Penyusunan dan Metodologi Penafsiran
Dalam
pendahuluan kitabnya beliau menjelaskan urgensi tafsir ,para ulama tafsir dari
sahabat dan tabi’in ,metode tafsir yang paling baik. Beliau mengatakan dalam
pendahuluan kitab tafsirnya ,bahwa kewajiban yang terpikul dipundak para ulama
adalah menyelidiki makan-makna kalamullah dan menafsirkannya,menggali dari
sumber-sumbernya serta mempelajari hal tersebut dan mengajarkannya.
Allah SWT
mencela kaum ahli kitab karena mereka berpaling dari kitab Allah yang
diturunkan kepada mereka ,mengejar keduniaanserta menghimpunnya dan sibuk
dengan semua hal yang tidak ada kaitannya dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT melalui
kitabnya.
Maka sudah
menjadi kewajiban kaum muslim untuk menghentikan semua perbuatan yang
menyebabkan( mereka kaum ahli kitab) dicela oleh Allah ,mengerjakan hal-hal
yang diperintahkannya ,yaitu mempelajari kitab Allah yang diturunkan kepada
kita semua,mengajarkanya ,memahaminya dan memberikan pengertian tentangnya
Tentang Kitab Tafsir Ibnu
Katsir Salah satu karya Ibnu Katsir yang monumental dan populer hingga sekarang
adalah Tafsir Ibnu Katsir. Mengenai nama tafsir yang dikarang oleh Ibnu Katsir
ini tidak ada data yang dapat memastikan berasal dari pengarangnya. Hal ini
karena dalam kitab tafsir dan karya-karya lainnya Ibnu Katsir tidak menyebutkan
judul/nama bagi kitab tafsir, padahal untuk karya-karya lainnya ia menamainya.
Ada
beberapa pendapat mengenai nama tafsir Ibnu Katsir :
1. Para penulis sejarah
tafsir al-qur’an seperti Muhammad Husaȋn al-Zahabi dan
Muhammad ‘Alȋ al-Sâbȗnȋ
menyebut tafsir karya ibnu katsir ini dengan nama Tafsir al-Qur’ân al-‘Azȋm.
2. ada pula yang memakai
judul Tafsir Ibnu Katsir, perbedaan nama/judul
tersebut hanyalah pada
namanya sedangkan isinya sama.
3. Sementara Ibnu Thaqri
Bardi menyebut karya tersebut dengan nama Tafsir Al-Quran al-Karim.
Ketiga nama itu
sebenarnya bisa diterima sebagai esensi yang dimaksudkan tidak lain adalah
Tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir sendiri. Tafsir al-Quran
al-‘Azhim. Dari masa hidup penulisnya diketahui bahwa kitab tafsir
ini muncul pada abad ke-8 H/14 M. Berdasarkan data yang diperoleh kitab
ini pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1342 H/ 1923 M yang terdiri
dari empat jilid.
Tafsir ini menggunakan
sumber-sumber primer yang menjelaskan ayat-ayat al-quran dengan bahasa yang
sederhana dan gampang dipahami. Tafsir ini lebih mementingkan riwayat-riwayat
yang otentik dan menolak pengaruh-pengaruh asing seperti israiliyat. Tafsir ini
merupakan salah satu kitab yang berkualitas dan otentik.
.
Ibnu katsir
didalam menyusun tafsirnya yang pertama adalah menyebutkan ayat terlebih
dahulu,kemudian menjelaskan makna secara umum, selanjutnya menafsirkannya
dengan ayat, hadis,perkataan sahabat dan tabi’in. terkadang beliau menjelaskan
seputar hukum yang berkaitan dengan ayat, dengan dukungan ayat atau dalil lain
dari al-qur,an dan hadis serta di lengkapi dengan pendapat ahli fiqih disertai
dalilnya apabila masalah tersebut diperseslisihkan diantara merekaa,
selanjutnya beliau melakukan tarjih (memilih dan menguatkan )salah satu
pendapat tersebut.
Langkah-langkah
yang dimabil Ibnu katsir secara garis besar dalam menafsirkan ayat al-qur an
1.
Menyebutkan
ayat yang ditafsirkannya ,kemudian menafsirkannya dengan bahasa yang mudah dan
ringkas
2.
Mengemukakan
berbagai hadis atau riwayat yang
marfu’(yang disandarkan kepada nabi SAW baik sanadnya bersambung maupun tidak),
berhubungan dengan ayat yang sedang
ditafsirkan
3.
Mengemukakan
berbagai pendapat mufassir atau ulama sebelumnya. Dalam hal ini ,ia terkadang
menentukan pendapat yang paling kuat diantara pendapat para ulama yang
dikutipnya,,atau mengemukan pendapat sendiri dan terkadang ia sendiri tidak
berpendapat.
Tafsir ini
dibuat oleh ibnu katsir berdasarkan sistematika tertib susunan ayat –ayat dan
surat dalam mushaf al-qur an ,yang lazim disebut sebagai sistematika tartib
muhafi secara rinci ,kandungan dan urutan tafsir ,yang terdiri dari 4 jilid :
a.)
Jillid I berisi tafsir surat al-fatiha sampai surat
an-nisa
b.)
Jilid
II berisi tafsir surat al-maidah sampai surat an nahl
c.)
Jilid
III berisi tentang tafsir surat al-isra’ sampai surat yasiin
d.) Jilid 4 berisi tentang tafsir surat as-sofat sampai surat an-nas
D.. Komentar ulama
Sebagai seorang
sosok ilmuan yang mempunyai nama besar dalam dunia keislaman. Ibnu katsir telah
memberi pengaruh yang besar terhadap para ulama mutaakhirin seterusnya dan
masyarakat islam umumnya. Justru nama beliau sering dinukil dalam karya-karya
ulama yang terkemudian serta karya-karyanya dijadikan rujukan. Berbagai pujian
dan pandangan juga sering diberikan kepada beliau atas kefasihan dan kompetensinya dalam ilmu
keislaman.
Para pakar tafsir dari ulumul qur an umumnya
menyatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir ini merupakan kitab tafsir bil ma’sur terbesar
ke dua setelah yafsir at- Thoibari
Pandangan ulama
terhadap Ibnu katsir dan kitab tafsirnya sebagai berikut :
1.
Muhammad
Ali as-Sabuni
Ibnu
katsir adalah sosk yang tinggi keilmuannya ,lautan yang menyimpan semua lautan
ilmu ,khasnya ilmu tafsir ,sejarah dan hadist ,bekiau adlah imam yang mulia dan
mahir dalam uslub penulisab dan penyusunan kitab.
2.
Manna
al-Qattan
Beliau
adalah seorang faqih yang tekun ,ahli hadis yang cerdas ,sejarawan yang mahir
dan mufassir yang dhobbit.
3.
Ahmad
Muhammad Syakir
Beliau memiliki pandangan tersendiri ,senantiasa
berargumentasi dengan dalil dan tidak fanatik terhadap madzhabnya atau madzhab
lain.
4.
Muhammad
al –Gazali
menyatakan bahwa betapun Ibnu katsir dalam tafsirnya telah berusaha menyeleksi hadi-hadis atau riwayat-riwayat (secara relative ketat ) ternyata masih juga memuat hadist yang sanadnya dho’if dan kontradiktif ,dan juga secara teknis ia terkadang hanya menyebutkan mkasud hadisnya tanpa tanpa menampilkan matan atuau edaksi hadisnya
E. Contoh Penafsiran
وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ
بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ
وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ
يَعْتَدُونَ -٦١-
Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan
kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu
(terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan
melampaui batas. (QS: al-Baqarah/2: 61)
Allah Ta’ala berfirman,”
lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan,”artinya nista dan
kehinaan itu diberlakukan dan ditetapkan atas mereka sebagai ketetapan dan
takdir. Yakni mereka senantiasa dihinakan. Setiap orang yang menjumpai mereka
akan memandang mereka hina dan rendah serta menetapkan kekerdilannya. Di
samping itu, mereka merasa kehinaan dan kenistaan lantaran dosa yang telah
mereka perbuat. Al-Hasan berkata,” Allah menghinakan merka , tidak punya
kekuatan serta menjadikan mereka dibawah kaki orang muslim hingga umat islam
sekarang dan kaum Majusi mewajibkan mereka bayar pajak, serta mereka kembali
memikul murkaan dan kemarahan Allah karena dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
“Hal itu karena mereka
kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak. “Allah Ta’ala
berfirman, sesungguhnya Allah membalas terhadap mereka dengan kehinaan,
kenistaan, kemurkaan dan kemarah. Sebab mereka sombong dan tidak mau mengikuti
syari’at yang dibawa para nabi. Mereka telah mengurangi haknya hingga mencapai
suatu titik keadaan yang menyerek mereka pada pembunuhan para nabi
tanpa hak, yaitu kejahatan yang mereka lakukan. Tidak ada kekafiran yang lebih
besar dan lebih jahat daripada membunuh nabi.
عن عبدالله ين مسعود رضي الله عنه، أن النبي صالله عليه وسلم قال:
أشد الناس عذابا يوم القيامة،رجل قتله نبي، أو قتل نبيا وامام ضلالة وممثل من
ممثلتين(رواه أحمد)
Dari ‘Abdullah bin Mas’ȗd
Rasulullah Saw bersabda, manusia yang paling berat siksanya pada hari kiamat
ialah orang yang dibunuh nabi, membunuh nabi, pemimpin yang sesat dan pelaku
sadis dalam membunuh.( Imam
Ahmad)
Dalam hadits lain
dikatakan,” kesombongan ialah menolak kebenaran dan menzalimi orang lain,”
yaitu menolak hak, melecehkan, meremehkan orang lain dan membanggakan diri.
Oleh karena itu, Allah menetapkan kenistaan kepada mereka yang tidak
dapat ditolak serta menyeliputi kehinaan, baik di dunia maupun akhirat sebagai
pembalasan yang setimpal. Hal ini mereka durhaka dan melampaui batas dengan
berbagai kemaksiatan dan melanggar hal-hal yang diharamkan Allah.[10]
.
DAFTAR PUSTAKA
Hifni, Studi kitab tasir Klasik dan pertengahan. Pustaka : Jakarta 2004
Manna al-Qattan, Mabahits fi Ulumi Qur’an. Jakarta : Litera antar nusa
Mahmud abdul Halim, Metodologi Tafsir. Jakarta : Kalam mulia 2006
Komentar
Posting Komentar